Al-Qur’an, Hadis, Bid’ah dan Ulama

Belajar islam - kali ini akan di bahas sedikit mengenai judul di atas, tentunya hal di atas sudah kita ketahui semua, namun biar lebih nambah ilmu kita, tidak ada salahnya jika saya berbagi info ini. Artikel ini merupakan terjemahan dari kitab Risalatul Mu'awanah (bekal hidup bahagia dunia akhirat).
Al-Qur’an,  Hadis, Bid’ah dan Ulama
wallpaperislami.com

Al-Qur’an dan Hadis

Hendeknya engkau selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadis karena keduanya adalah inti agama dan petunjuk jalan yang lurus. Oleh karena itu, barang siapa berpegang teguh kepadanya, maka ia akan beruntung dan selamat serta mendpatkan hidayah dan selalu berada dalam lindungan Allah swt. Sebaliknya, barang siapa berpaling dari keduanya, maka ia akan tersesat, menyesal, dan menemui kehancuran.
Jadikanlah keduanya sebagai hakim mu serta mempunyai hak dalam memerintahmu. Kembalikanlah segala permasalahan pada keduanya, sebagaimana yang di wasiatkan Allah dan Rasulnya, Firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 59 :


“ Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, Rasulnya dan penguasa pemerintahanmu ( jika yang memerintah taat pada Allah dan Rasulnya). Apabila kamu berselisih pendapat tentang suatu masalah, kembalikanlah kepada Allah (yakni Al-Qur’an) dan Rasulnya (ketika beliau hidup dan kepada hadis sesudah beliau  wafat) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu dari pada berbeda pendapat) dan lebih baik akibatnya.”
Sabda Rasulullah saw yang artinya :
“ Aku berwasiat kepadamu dengan sesuatu. Apabila kamu berpegang dengan nya, selamanya kamu tidak akan tersesat, (sesuatu itu adalah) Al-Qur’an dan Hadis.”
Apabila engkau ingin selalu berada dalam jalan kebahagiaan tanpa adanya keraguan dan tidak lurusan, maka sesuaikanlah segala tujuan, akhlak, aktifitas dan ucapanmu dengan Al-Qur’an dan Hadis. Kerjakan segala sesuatu yang sesuai dengan nya dan tinggalkan sesuatu yang bertentangan keduanya. Berhati-hati lah dalam beramal saleh dan ikuti jalan-jalan kebaikan selama-lamanya.

Bid’ah

Jangan engkau menciptakan sesuatu yang baru yang tidak terjadi di zaman Rasulullah dan janganlah kau ikuti jalan hidup orang-orang di luar islam yang akan memberimukerugian nyata di dunia dan akhirat. Hati-hatilah engkau pada sesuatu yang baru dan tidak sesuai dengan akal.
Rasulullah saw bersabda :
“ setiap yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”
Beliau juga bersabda :
“ Barang siapa yang menciptakan sesuatu yang baru di dalam agamaku, padahal sesuatu itu tidak masuk di dalamnya, maka sesuatu itu di tolak.”
Bid’ah ada tiga macam , yaitu :
1.  Bid’ah Hasanah, yaitu bid’ah yang menurut para imam adalah baik dan tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadis serta membawa manfaat dan kemaslahatan ummat, Contohnya :
-  Tindakan Abu Bakar r.a. dalam pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf
-  Tindakan Umar bin Khattab dengan mengerjakan sholat tarawih.
-  Tindakan Usman bin Affan menertibkan surat-surat Al-Qur’an mulai al-Fatihah dan berakhir surat an-Nas dan Adzan dua kali sebelum sholat Jum’at
-  Tindakan Ali bin Abu Thallib dalam memerangi para pemberontak Negara.
2. Bid’ah Madzmumah, yaitu bid’ah yang tercela menurut pandangan ahli ZUHUD dan QANA’AH, tetapi masih di perbolehkan oleh hukum  syariat, seperti berpakaian yang indah, makan makanan yang lezat dan menempati rumah yang serba mewah. Hal ini semua hukumnya mubah
3. Bid’ah Madzmumah mutlak, yaitu bid’ah yang tercela secara mutlak, karena bertentangan dengan Al-Qur’an, hidis, dan ijmak para ulama. Dan tidak berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti jejak Rasulullah saw.

Apabila seseorang mengaku dirinya telah mendapatkan derajat di sisi Allah swt, sedangkan ia tidak berpegang teguh dan berfalsafah kepada Al-Qur’an dan hadis serta tidak menjadikan suri tauladan Rasulullah saw. Patutlah baginya disebut pembual. Maka, janganlah engkau bersimpati kepadanya walaupun ia mampu terbang di udara, berjalan di atas air atau menempuh tempat yang jauh hanya sesaat dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Pengakuan semacam itu sering di lakukan oleh setan, tukang sihir, dukun, tukang ramal dan ahli nujum. Pengetahuan dan kesaktian yang mereka miliki bukanlah karomah atau maunah dari Allah, tetapi hanya merupakan iming-iming darinya. Karena karomah dan maunah Allah hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang ber-istiqamah (istikomah). Banyak kalangan masyarakat awam yang memiliki keraguan penyembahannya kepada Allah, sering tertipu dengan ulah seseorang yang berkedok telah mendapatkan karamah dan maunah dari Allah swt.

Sedangkan orang yang berakal dan berpikiran sehat, tidak akan terpedaya dengan tipuan tersebut, karena ia tahu letak perbedaan hamba yang dekat dengan Allah tergantung kesempurnaannya mengikuti jejak Rasulullah saw. Oleh sebab itu dapat di pastikan bahwa orang yang taat kepada Rasulullah, maka iapun taat kepada Allah.

Pada suatu hari Yazid al-Busthami berkunjung ke tempat seseorang yang telah di kenal kewaliannya. Setelah sampai di tempat itu, beliau menunggu sambil duduk di masjid. Kemudia keluarlah laki-laki itu dan meludah pada tembok masjid.  Setelah melihat kejadian itu Abu Yazid segera pulang dan tidak jadi menemui orang itu lalu Yazid berkata : “ Bagaimana orang seperti itu dapat di percaya mampu mengemban rahasia-rahasia Allah sedangkan ia sendiri tidak berpegang teguh pada adab-adab hokum syariat.”

Junaid al-Bagdadi berkata :
Seluruh jalan menuju kemakrifatan Allah senantiasa tertutup kecuali kepada mereka yang mengikuti jejak Rasulullah.
Sahal bin Abdullah rahimahullah berkata :
“ Tiada satupun yang dapat member pertolongan kecuali Allah dan tiada pemberi petunjuk selain Rasulullah. Tak ada bekal yang baik kecuali takwa. Dan tidak ada pekerjaan yang terbaik kecuali sabar dalam pekerjaan itu.”

Ulama

Ketahuilah, bahwa tak seorang pun mampu menyelesaikan segala persoalannya sendiri baik lahir dan batin sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis, karena kemampuan tersebut hanya di miliki oleh ulama yang ilmu nya sudah mendalam. Jika engkau menghadapi suatu masalah yang tak mampu engkau selesaikan sendiri, maka kembalikanlah permasalahan  itu pada orang-orang yang di pilih Allah sebagai tempat kembali (ulama).
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 43 yang artinya :
“ Maka bertanyalah pada ahli ZIKIR, jika kamu tidak mengetahui.”
Yang dimaksud ahli dzikir adalah ulama yang mengetahui dan memahami sifat-sifat Allah dan agamanya, mengamalkan ilmu yang dimilikinya, selalu mencari keridhaan Allah, Zuhud terhadap keduniaan, selalu ingat kepadanya, tidak terganggu oleh perniagaan dan jual beli, berdakwah ke jalan Allah swt. Dengan akal dan kearifan sehingga terbuka baginya Rahasia-rahasia Allah. Ahli zikir inilah yang patut menyandang identitas ulamaur-rashihin. Namun ulama seperti ini sudah sangat langka keberadaannya sehingga beberapa ulama besar berpendapat bahwa ulamaur-rashihin ini sudah tidak ada lagi.

Tetapi, pada hakikatnya, ulamaur-rashihin itu masih ada. Hanya saja mereka di tutupi oleh Allah dengan tirai sifat kemuliaannya dan dirahasiakan, karena perbuatan orang-orang tertentu dan berpalingnya orang-orang awam dari mereka.

Barang siapa yang ingin mencari ulamaur-rashihin, hendaklah bersungguh-sungguh, insya Allah dapat menemukan salah satu diantara mereka. Karena kesungguhan iu laksana pedang, bila di letakkan pada sesuatu maka ia akan memotongnya.  Dan juga di bumi ini tidak akan sunyi dari orang-orang yang berjuang dan menegak kan agama Allah. Sebagaiman sabda Rasulullah saw :

“ Segolongan ummatku senantiasa menyampaikan kebenaran, tidak goyah atas tindakan orang-orang yang menentang mereka hingga hari kiamat.”
Mereka laksana bintang yang bertaburan di atas bumi ini, pemegang amanat, pengganti Rasulullah saw. Pewaris para nabi dan prajurit Allah. Ketahuilah bahwa prajurit Allah adalah orang-orang yang berbahagia.

Sumber Terjemahan kitab Risalatul Mu'awanah

kalian ingat kejadian kemaren yang sempat menjadi heboh di tv tentang kyai kanjeng taat pribadi, lihat kalimat yang saya garis bawahi, persis seperti kalimat di atas, apakah kyai kanjeng memiliki karomah seperti itu, yang bisa mengeluarkan atau memindahkan uang ke tangannya ? dengar-dengar katanya dari salah satu pengikutnya pas acara di tv ternyata kyai kanjeng tidak bisa mengaji. lalu apakah pantas memiliki karomah ??? sedangkan karomah di berikan oleh Allah hanya pada orang yang benar-benar istikomah. kita harus menguatkan keimanan kita dengan terus belajar dan belajar dan belajar. jangan sampai hal seperti itu kita anggap sebagai karomah. klo cuman memindahkan barang dari suatu tempat yang jauh ke tempat yang di inginkan banyak orang yang bisa, tapi klo menurut saya itu ada bantuan mahluk ghaib. sudahlah kita jangan membahas yang seperti itu, lebih baik sekarang bagaimana caranya kita harus bisa beristikomah dengan amalan-amalan kita.

dan sekali lagi mengenai bid'ah, apakah sholawatan itu bid'ah ? sudah banyak para kyai atau ulama dari Nahdlatul Ulama ( NU ) menyatakan dengan jelas beserta hadistnya juga bahwa Sholawatan itu termasuk bid'ah yang Hasanah (baik). tentunya kita pecinta Rasulullah telah tau itu, bahkan jangan sampai lupa kita untuk memperbanyak membaca sholawat ke pada Rasulullah saw. mulai dari 100 kali sehari, nantik klo sudah terasa ringan kita tingkatkan 200 sehari dan seterusnya, ingat amalan yang di senangi Allah adalah yang istikomah (terus berlanjut) meskipun sedikit. Shollualannabi Muhammad

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al-Qur’an, Hadis, Bid’ah dan Ulama"

Posting Komentar